Rabu, 15 November 2017

Hindari Mencicil Hal Berikut Agar Keuangan Anda Tidak Bangkrut

SHARE
Belanja atau membeli segala keperluan rumah tangga dengan cara mencicil adalah hal yang lumrah dilakukan masyarakat, mungkin termasuk Anda. Ada berbagai pengalaman yang baik maupun yang buruk dari gaya hidup mencicil ini. 
Gaya hidup mencicil bisa membantu kita karena disamping bisa mencukupi kebutuhan hidup yang kita perlukan juga bisa mendatangkan keuntungan yang berlipat di kemudian hari. Tetapi sebaliknya gaya hidup mencicil juga bisa menyengsarakan kita, bahkan membuat bangkrut keuangan kita. Kesimpulannya adalah seluruh keperluan hidup  tidak seharusnya kita penuhi dengan cara mencicil, kita harus selektif, hindari mencicil untuk hal yang konsumtif.

Saran bagi Anda, hindari beberapa hal ini dipenuhi dengan cara mencicil.

Berlibur


Berlibur sudah menjadi sebuah gaya hidup. Dulu traveling dianggap sebagai hal mahal, sekarang banyak cara yang lebih mudah untuk traveling, namun bukan berarti Anda harus memaksakan diri untuk liburan. Hindari terjebak dalam kubangan hutang hanya untuk bersenang-senang. Liburan sebetulnya adalah kebutuhan yang tidak mendesak. Jika belum memiliki uang, Anda harus menabung, bukan malah mencicil.

Pernikahan
 

Di Indonesia, wajar rasanya jika pernikahan akan mengundang ratusan orang. Hal ini sudah menjadi sebuah budaya, dan biaya yang dikeluarkan akan begitu besar, bahkan akan mencapai ratusan juta. Pesta yang dibangun dengan meriah akan meninggalkan hutang. Pernikahan memang sangat penting, namun bukan berarti kita harus berhutang untuk mewujudkannya.

Membeli Baju dan barang konsumtif lainnya
 


Wanita umumnya sulit membendung keinginan belanja baju, sepatu, tas, dan makeup. Mereka yang berusaha mengikuti fesyen terbaru namun berkocek pas-pasan akhirnya harus berhadapan dengan utang.

Memang saat ini barang secondhand terutama yang bermerek masih laku di pasaran. Tapi tas yang Anda beli seharga Rp 10 juta tidak akan mudah laku jika Anda memasang harga Rp 10 juta. Anda mungkin harus menurunkan jadi Rp 8 juta atau Rp 7 juta, padahal kondisi tas masih sangat bagus.

Membeli Kendaraan



Membeli kendaraan ibarat dua sisi mata uang. Di satu sisi, membeli kendaraan mungkin dibutuhkan oleh mereka yang kesulitan mengakses transportasi publik. Namun di sisi lain, Anda yang tidak punya uang tunai untuk membelinya bisa terjebak dalam utang buruk.

Nilai kendaraan, baik itu mobil atau motor akan mengalami depresiasi. Berbeda dengan rumah di mana meskipun kondisi rumah tidak tampak baru tapi harganya akan terus naik, nilai kendaraan akan turun sesuai kilometer dan kondisi eksterior.

Depresiasi tersebut bahkan bisa mencapai 20 persen setiap tahunnya dari harga yang Anda beli. Jangan lupa perhitungan bunga kalau Anda membelinya secara mencicil.





SHARE

Author: verified_user

tempat berbagi info yang akurat dan update, berguna dan menunjang aktivitas sehari-hari

0 komentar: